Halo Sahabat Semuanya!
Bertemu Lagi Dengan Saya Braca Sundawa!
Masih Pada Semangat nih Belajarnya ?
Oke Langsung Saja!
Kali ini saya share Makalah tentang Pergaulan Sehat!
Cekidot..............!
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang mana pada kesempatan
ini penulis telah selesai menulis sebuah makalah dengan judul “ PERGAULAN
SEHAT BAGI REMAJA”, agar pembaca mengetahui lebih banyak tentang pergaulan
remaja saat ini.
Dalam proses
pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Guru pembimbing
yang telah membantu dalam penelitian.
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu untuk menambah pengetahuan serta wawasan yang luas kepada para
pembaca. Dengan mengetahui bagaimana dunia pergaulan remaja saat ini, pembaca
diharapkan bias memilih pergaulan yang baik dan sehat. Sehingga dapat memberkan
pembelajaran yang baik dan menanamkan nilai etika yang baik pula.
Penulis sadar
bahwa makalah yang penulis buat masih sangatlah jauh dari kesempurnaan dan
masih sangat banyak memiliki kekurangan. Maka dari itu, penulis sangat
mengharapkan saran dari pembaca.
Cisolok, 25 Juli 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................
i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang Masalah......................................................................................
1
1.2 Perumusan
Masalah ...........................................................................................
1
1.3 Tujuan
Penelitian ...............................................................................................
1
1.4 Metode Penelitian...............................................................................................
1
1.5 Kegunaan
Penelitian............................................................................................2
1.6 Sistematika
Penelitian..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
3
2.1 Pergaulan Remaja Sehari-hari.............................................................................
3
2.2 Etika Dalam Bergaul............................................................................................3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi perkembangan Remaja...........................................4
2.4 Prinsip Dasar Pergaulan yang Sehat....................................................................8
2.5 Memahami Etika dalam Bergaul.........................................................................9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan
........................................................................................................
10
3.2 Saran
..................................................................................................................
10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
Remaja adalah keadaan dimana seseorang sudah
tidak menjadi anak kecil lagi tetapi juga bukan menjadi orang dewasa. Mereka
adalah suatu kelompok yang sedang berusaha untuk mencari jati diri
masing-masing. Dalam pencarian jati diri tersebut, pengaruh lingkungan
sangatlah berpotensi dalam menanamkan karakter baik atau buruknya pada
masing-masing remaja.
Pada saat ini, pergaulan remaja di dunia
banyak yang sudah sangat memprihatinkan. Itu akibat dari salahnya pergaulan
yang mereka dapatkan dan juga kurangnya ilmu pengetahuan. Etika yang dimiliki
remaja sudah banyak yang menyeleweng dari aturan
1.2 Perumusan Masalah
2.1 Bagaimana Pergaulan Remaja Sehari-hari?
2.2 Bagaimana Etika Dalam Bergaul?
2.3 Apa Faktor yang Mempengaruhi perkembangan
Remaja?
2.4 Bagaimana Prinsip Dasar Pergaulan yang Sehat?
2.5 Bagaimana Memahami Etika dalam Bergaul?
1.3 Tujuan Penelitian
3.1 Mengetahui Bagaimana Pergaulan Remaja
Sehari-hari
3.2 Mengetahui Bagaimana Etika Dalam Bergaul
3.3 Mengetahui Apa Faktor yang Mempengaruhi
perkembangan Remaja
3.4 Mengetahui Bagaimana Prinsip Dasar Pergaulan
yang Sehat
3.5 Mengetahui Bagaimana Memahami Etika dalam
Bergaul
1.4 Metode Penelitian
Penulis meneliti dengan cara membaca dari
berbagai sumber. Dalam sumber-sumber itu penulis ambil data-data yang
diperlukan.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna bagi pembaca, aik dan
kakak kelas dan masyarakat untuk menambah pengetahuan dalam bidang penelitian.
1.6 Sistematika Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan langkah
sebagai berikut:
1.6.1 Mencari / menentukan judul
1.6.2 Membaca sumber-sumber yang berhubungan
dengan judul
1.6.3 Mengumpulkan data dari wacana yang
dibaca
1.6.4 Menentukan permasalahan
1.6.5 Menulis pendahuluan
1.6.6 menulis pembahasan permasalahan
1.6.7 Menulis penutup untuk kesimpulan
1.6.8 Menulis daftar pustaka
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pergaulan Remaja
Sehari-hari
Masa remaja merupakan masa yang sangat
kritis, masa untuk melepaskan ketergantungan terhadap orang tua dan berusaha
mencapai kemandirian sehinnga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa.
keberhasilan para remaja melalui masa transisi sangat dipengaruhi oleh faktor
biologis, kognitif, psikologis, maupun faktor lingkungan. dalam
kesehariannya,remaja tidak lepas dari pergaulan dengan remaja lain. remaja
dituntut memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan
diri dengan kehidupan sehari-hari. keterampilan-keterampilan tersebut meliputi kemampuan
berkomunikasi, menalin hubunan dengan orang lain, mendengarkan pendapat/
keluhan dari orang lain, memberi / menerima umpan balik, memberi/ menerima
kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku, dan lain-lain.
2.2 Remaja, Ingatlah Etika Dalam
Bergaul
Perkembangan zaman dan teknologi informasi
membuat remaja lebih bebas bergaul dengan siapa saja. Dengan kondisi ini, para
remaja diharapkan tetap memegang etika dan nilai agama ketika bergaul agar
tidak melakukan hal-hal negatif.
Hal itu mengemuka dalam final lomba esai
antarpelajar dari Jawa, Bali, dan Madura di Kampus Institut Agama Islam Negeri
Walisongo, Semarang, Sabtu (3/4). Sebanyak tujuh pelajar yang menyisihkan
puluhan pelajar lainnya mempresentasikan esai mereka dalam lomba yang digelar
untuk merayakan Dies Natalis ke-40 IAIN Walisongo.
Setiap peserta mempresentasikan ide mereka di
hadapan tiga juri selama 20 menit. Selain juri, para pengunjung lomba dapat
ikut bertanya dan mengkritisi paparan para peserta.
Mohamad Kholil Azis, peserta dari Madrasah
Aliyah Manbaul Ulum Madura, misalnya, mengangkat tema “Islamisasi Remaja dalam
Beretika”.
Azis berpendapat bahwa dengan memegang
prinsip ajaran agama Islam, para remaja lebih tangguh dan tidak mudah tergoda
melakukan hal-hal negatif.
Namun, Azis juga menyadari bahwa ide yang
disampaikannya mungkin sulit diterima sebagian besar remaja.
“Remaja seperti saya inginnya selalu bebas
dalam melakukan apa saja,” kata Azis.
Pengaruh lingkungan juga mempersulit remaja
untuk tetap memegang nilai-nilai sosial dalam bergaul. Dalam pengaruh
lingkungan yang buruk, remaja mudah tergoda, misalnya untuk memakai narkoba
atau melakukan seks bebas.
Nurul Inayah, peserta dari Madrasah Aliyah
Darul Ulum Jepara, berpendapat bahwa setiap remaja harus memiliki kepribadian
ganda.
“Remaja boleh nakal, tetapi remaja juga harus
memiliki kesadaran agar kenakalan itu tidak melebihi batas wajar,” kata Nurul.
Menurut Nurul, batasan yang kaku dalam
pergaulan remaja justru dapat mendorong remaja memberontak. Alasannya, remaja
masih ingin mencari jati diri dengan mencoba hal-hal yang baru.
Dengan ide ini, Nurul berhasil menjadi juara
tiga dalam lomba ini. Juara pertama diraih Rizal Tawakkal Alya dari SMA Negeri
I Demak, dan juara kedua diraih Mohammad Afrizal Lutfi dari SMA Negeri I Purwokerto.
2.3.Faktor yang Mempengaruhi
perkembangan Remaja
1. Faktor Ajar, Faktor Luar (External)
Ada dua golongan besar yang termasuk faktor
luar yang mempengaruhi manusia. Dua golongan itu ialah golongan organis, yaitu
manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan, dan golongan anorganis, termasuk
didalamnya adalah keadaan alam dan benda-benda.
Ini semua ikut memberi warna dalam
perkembangan seseorang. Oleh karena itu sikap seseorang anak kota berlainan
dengan anak desa. Bukan perbedaan kualitas dan yang lainnya, melainkan hanya
berbeda dalam bentuk atau gambarnya. Perbedaan ini disebabkan oleh factor
dalamnya.
Suatu contoh: Pada suatu hari, di sebuah desa
kedatangan seseorang dari kota, yang berpakaian rapi, mencari burung dengan
senjata angin, dengan naik mobil dan membeli apa saja yang dapat dibeli untuk
oleh-oleh. Kedatangan orang itu membawa pengaruh banyak sekali kepada anak-anak
desa itu. Yang seorang tertarik dengan pakaiannya yang rapi, sehingga anak itu
menjadi seorang gubernur, yang seorang lagi tertarik oleh senapannya, akhirnya
anak itu tumbuh menjadi seorang jendral, yang seorang lagi tertarik oleh
uangnya yang banyak, sehingga akhirnya anak itu tumbuh menjadi lintah darat,
dan sebagainya.
Dengan contoh di atas, mengertilah kiranya
apa yang dimaksud oleh WILLIAM STERN dengan teorinya itu. Dan inilah yang
menyebabkan tidak satupun seseorang yang sama dengan orang lain, dalam bentuk
atau gambarnya, sekalipun orang itu kembar dari sebuah telur.[1]
2. Faktor Dalam, Faktor Dasar (intern)
a. Perkembangan Seksualitas
Terbawa oleh perkembangan jasmani yang
mendekati dalam masa remaja ini, matang jugalah kelenjar-kelenjar kelamin dalam
dirinya, baik bagi anak putri maupun bagi anak putra. Hal ini menumbuhkan
adanya desakan-desakan baru didalam jiwa si anak, yaitu desakan yang
menghendaki layanan seksualitas. Inilah sebabnya anak putra dan anak putri
saling bersedia kembali bekerjasama seperti sebelum berpisah pada fase pueral.
Kesediaan bekerjasama yang lebih mendalam
(sampai pemenuhan kebutuhan) rohani ini, menyebabkan keduanya saling
menyelidik, sampai di manakah kiranya seluruh kebutuhan ini dapat dilayani oleh
lawan jenisnya ini. Tentulah makin cepat mereka mendapatkan pelayanan berarti
makin mudah mendapatkan pemenuhan dan itu berarti kurang teliti dalam memilihnya.
Perkawinan semacam inilah yang sering
menyebabkan perceraian, oleh karena itu di kemudian hari ternyata pelayanan itu
tidak menyeluruh. Untuk mencegah agar hal-hal yang tidak dikehendaki semacam
itu, perlu diteliti terlebih dahulu, apakah pertumbuhan kepada lain jenis itu
disertai sikap saling hormat menghormati, harga menghargai dan saling
melindungi. Bila sifat-sifat itu juga didalamnya, dapat diharapkan bahwa
kebutuhan pemenuhan perkembangan seksualitas yang mendesak diri remaja tersebut
dapat bertemu didalam bentuk perkawinan yang bahagia.
b. Perkembangan Fantasi
Perkembangan fantasi ini, bermula pada fase
kanak-kanak. Tetapi arah perkembangannya berubah pada waktu fase remaja.
Setelah menyaksikan tumbuhnya tubuh yang lain dari biasanya pada lawan
jenisnya. Melihat itu, mereka saling berfantasi, oleh karena keduanya saling
tidak mengerti apakah faedahnya sebelum ia melakukan fungsinya yang sebenarnya.
Si laki-laki bangga dengan kumisnya, tetapi
ia tidak mengerti untuk apakah sebenarnya kumis itu. Si wanita bangga dengan
miliknya yang menghiasi dadanya, tetapi ia pun belum mengerti faedahnya sebelum
kelahiran bayinya. Keduanya saling berfantasi, dan demikian suburlah
perkembangan fantasi remaja waktu itu. Dan inilah yang dipergunakan sebagai
modal untuk menulis surat dengan bunga-bunga bahasa yang dirasakan bagus sekali
untuk dinikmati. Inilah sebabnya mengapa masalah cinta pertama yang sering
sukar dihapuskan bekasnya bagi siapapun juga yang mengalaminya.
c. Perkembangan Emosi
Perkembangan ini mulai nampak pada masa
remaja fase negative. Pada saat itu emosi remaja serba tidak menentu. Ia sangat
gelisah tetapi ia tidak mengerti, mengapa ia demikian resah, gelisah, sedih. Ia
bersikap menolak perintah, harapan, anjuran, maupun keinginan orang tua/gurunya,
tetapi ia tidak mengerti apa yang akan diperbuat setelah menolak semuanya itu.
Pada akhir fase ini, ia berusaha untuk
menjadi pusat perhatian dari lingkungannya. Ia bersikap egois, bahkan ia merasa
serba super, sehingga mau tidak mau lawan jenisnya tertarik, mengagumi dan
akhirnya berserah diri padanya. Darahnya mudah menggelora, ia adalah pemberani
yang kadang-kadang kurang perhitungan, tingkah lakunya kasar, penaik darah,
mudah tersinggung dan tidak takut mati. Ini semua hanya berlangsung singkat, kemudian
ia berkembang menjadi harmonis sedikit demi sedikit.
Ia mulai memuja sesuatu yang baik, apakah itu
keadaan alam, sesuatu hasil seni ataukah itu lawan jenisnya. Ia bersikap
memuja, baik kepada gurunya yang meghargai karyanya ataukah itu orang tuanya, yang
memuji kepandaiannya, apakah itu seorang gadis yang mengaguminya entah karena
apanyapun. Disinilah ia mulai menemukan akunya kembali. Ia mulai percaya
kepadanya dan makin harmonislah keadaannya.
d. Perkembangan Kemauan/keinginan
Perkembangan kemauan/keinginan ini sedikit
demi sedikit berbelok kearah yang dibutuhkan oleh desakan jasmani dan rohaninya
waktu itu. Kadang-kadang keinginan itu demikian mendesak menuntut pemenuhan,
sekalipun hanya berujud ketemu gadis pujaan. Inilah mengapwaktu berpacaran, si
pacar selalu ingin bertemu, untuk sekedar bertemu muka, jalan-jalan, menonton
dan sebagainya.
Tetapi kadang-kadang oleh karena terjadi
hal-hal yang lebih mendesak sebagai akibat daripada rangsangan yang kuat maka
keinginan itu mudah berkobar, sehingga tidak jarang terjadi hal-hal yang di
luar dugaan.
Oleh karena itu sekalipun mereka mendapat
kebebasan dari kedua orang tua, namun harus disertai batas-batas kebebasan yang
sesuai dengan norma yang baik yang berlaku di masyarakat yang bermoral. Suasana
ethis harus diciptakan salama mereka saling bertemu dan orang tua menyaksikan
pertemuan itu meskipun hanya untuk sementara.
e. Perkembangan Estetika
Jika pada masa negatif, aspek estetika
seakan-akan mengalami kemunduran, maka pada masa-masa berikutnya, sedikit demi
sedikit mulai bangun kembali. Jiwa remaja menjelang dewasa ini telah mampu
menghayati dunia luar lebih mendalam, sehingga mampu meresapkan apa yang
dilihat, didengar dan dirasakannya yang mampu menggerakkan jiwanya.[2]
f. Perkembangan Religi
Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama
pentingnya dengan moral. Bahkan sebagai mana dijelaskan oleh Adams dan Gullota
(1983) agama memberikan kerangka moral sehingga membuat seorang mampu
membandingkan tingkahlakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa
mamberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada didunua ini. Agama
memberikan perlindungan rasa aman terutama bagi remaja yang telah mencari
eksistensi dirinya.[3]
2.4 Prinsip Dasar Pergaulan
yang Sehat
Ada
beberapa prinsip dasar pergaulan yang sehat yang
perlu di perhatikan agar pergaulan, dapat berjalan
sebagai mana yang di harapkan, prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Saling menyadari bahwa semua orang saling
membutuhkan
Seperti kita ketahui bersama bahwa setiap manusia
pasti akan membutuhkan manusia lain. Keadaan ini harus kita sadari betul,
supaya kita tidak menjadi manusia paling egois dan merasa paling benar. Anda
pastinya tahu kenapa manusia di ciptakan berbeda-beda? Supaya manusia bisa
saling mengenal, saling membantu dan saling menutupi kekurangan masing-masing
dengan kelebihan yang kita punya. Contohnya saja orang miskin butuh orang kaya,
atasan butuh bawahan, bawahan butuh atasan, petani butuh penjual cangkul,
penjual cangkul butuh, pandai besi, wanita butuh laki-laki, pelajar butuh
seorang guru, presiden butuh rakyat, penulis butuh penerbit, penerbit juga
butuh penulis, dan masih banyak yang lain. Tapi intinya kita saling
membutuhkan, jika ha ini sudah melekat dalam jiwa kita, maka kita akan ebih
mudah dalam bergaul dengan orang lain secara sehat.
2. Hubungan memberikan nilai positif bagi kedua
belah pihak
Hubungan yang baik adalah hubungan yang
saling menguntungkan. Saya yakin anda tidak suka di rugikan demikian sebaliknya
orang lain juga tidak suka kita rugikan. Dari itulah salah satu dasar pergaulan
sehat yang lain adalah simbiosis mutualisme. Jangan sampai kita berpikir untuk
merugikan orang lain, berpikir saja kita tidak di berbolehkan apalagi kita
melakukannya. Ketika seseorang hidup dengan penuh rasa respek dan saling
menguntungkan maka hubungan yang harmonis akan lebih mudah terjalin antara.
3. Saling menghormati dan menghargai
Satu kata yang selalu saya ingat jika kita
ingin di harga dan di hormati orang lain, maka kita harus lebih dulu bisa
menghargai dan menghormati orang lain. Mengahargai dan menghormati orang lain
ini bisa di lakukan dengan banyak hal seperti menghargai dan menghormati
pendapat orang lain, menghargai dan menghormati cara beribadah orang lain,
menghargai dan menghormati adat istiadat orang lain, menghargai dan menghormati
cara berpikir orang lain dan sebagainya. Hal ini penting di lakukan untuk
membangn sebuah hubungan yang positif dengan orang lain.
4. Tidak berprasangka buruk
Agama menapun jelas melarang seseorang untuk
berprasangka buruk kepada orang lain. Karena prasangka buruk hanya akan
mendatangkan masalah dan permusuhan antara kita dengan orang lain. Hal ini
tentunya harus kita hindari, jika kita ingin membangu sebuah hubungan yang
sehat denngan orang lain.
5. Saling memahami perbedaan
Manusia di lahirkan dengan berbagai macam
perbedaan, baik itu dari segi fisik, psikologis, ras, suku, budaya dan
lain-lain. Setiap manusia itu memiliki keunikan tersendiri, karena hal inilah
kita harus memahami perbedaan tersebut. Apa yang kita rasa cocok untuk diri
kita belum tentu cocok untuk orang lain, apa yang kita pikir benar belum tentu
juga benar menurut orang lain, apa yang kita rasa baik buat diri kita belum
tentu baik untuk orang lain. Sadarilah hal ini dengan baik, supaya kita bisa
menjalin hubungan yang lebih sehat dan kondusif.
6. Saling memberikan nasihat
Orang bijak berkata teman yang baik adalah
teman yang selalu mengajak ke jalan yang baik dan mencegah ke jalan yang tidak
baik. Ini juga salah satu prinsip pergaulan yang sehat. Dengan saling
memberikan nasehat, kita secara tidak langsung, menjalin hubungan yang lebih
sehat bukan hanya untuk dunia saja, tapi juga untuk akhirat kelak. Untuk itu
janganlah bosan untuk memberikan nasehat kepada orang lain, apalagi mereka
adalah teman anda.
2.5 Memahami Etika dalam
Bergaul
Dalam kata memahami berarti kita mengetahui
lebih dalam lagi apa arti etika. Setelah kita memahami apa yang dimaksud dengan
etika dalam bergaul, tinggallah kita melaksanakan atau merealisasikannya dalam
pergaulan kita sehari-hari. Jika etika yang kia terapkan dalam pergaulan baik,
maka kita juga pasti akan dikenal baik dan mendapatkan penghargaan serta
dihormati dengan layak dilingkungan masyarakat. Tetapi jika etika yang kita
terapkan buruk, maka kita akan dikenal dengan sosok remaja yang buruk pula
serta tidak dianggap atau dihormati oleh orang-orang sekitar. Dengan demikian,
etika dalam bergaul itu sangatlah penting untuk kita miliki supaya lebih
dihargai dan dihormati oleh orang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dunia
globalisasi saat ini, sudah dikuasai oleh peradaban ilmu teknologi yang
canggih. Sehingga, sedikit saja kita salah dalam melangkah, maka akan berakibat
fatal untuk masa depan kita. Memilih pergaulan yang baik sangatlah penting
untuk membentuk pribadi yang baik pula. Pergaulan yang baik berarti pergaulan
yang sehat dan pergaulan yang sehat dapat menunjang dan memberikan kesempatan
untuk masa depan yang lebih cerah.
Remaja
selalu bersikap labil dalam menentukan keputusan mana yang baik dan mana yang
buruk, mana yang harus dilakukan dan mana yang seharusnya tidak dilakukan. Dan
dalam keadaan sikap yang seperti inilah diperlukan adanya masukan-masukan yang
bernilai positif untuk menuntun mereka ke jalan yang baik dan benar.
3.2 Saran
Masih banyak kekurangan dalam mengerjakan
makalah ini, hal itu disebabkan oleh kurangnya jumlah referensi yang didapat
oleh penulis. Diharapkan untuk kedepannya banyak referensi yang memadai supaya
pembuatan makalah bisa berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sekian Dan Terimakasih
Tetap Semangat Ya Belajarnya Kawan-kawan!
Komentar
Posting Komentar